Nama John Lobb mungkin identik dengan sepatu klasik dan tradisi panjang, tapi di bawah kepemimpinan Philippe Gonzalez sejak 2019, brand asal Inggris-Prancis ini berhasil menjaga warisan tanpa kehilangan relevansi di era sekarang. Filosofinya simpel: slow evolution. Bukan sekadar melestarikan, tapi pelan-pelan menyesuaikan dengan gaya hidup modern.
Contohnya bisa dilihat dari inovasi kecil yang fungsional, mulai dari tas khusus untuk membawa sepatu saat commuting, hingga penggunaan sol karet yang bisa diganti. Bahkan dalam koleksi terbarunya di Paris, muncul loafers berbahan suede perforated yang terinspirasi driving gloves, derbies dengan sentuhan colour-block, sampai dress shoes dengan buckle perak, detail kecil yang jadi signature khas John Lobb bagi mereka yang paham.
Meski selalu tampil di Paris Fashion Week Men’s, sebagian besar produksi masih dilakukan di Northampton, Inggris (jantung sejarah shoemaking). Gonzalez menyebut “Britishness” sebagai DNA penting, terlihat dari model klasik Lopez yang lahir di era 1950-an hingga rilisan terbaru seperti Smith, yang menggabungkan sisi elegan dengan kenyamanan untuk aktivitas sehari-hari.
Dengan kombinasi bespoke service di atelier Paris dan lini ready-to-wear yang terus berkembang, John Lobb berhasil menjaga keseimbangan antara tradisi dan modernitas. Di tengah lesunya pasar luxury global, brand ini justru mencatat pertumbuhan stabil, memperkuat posisinya sebagai label footwear yang tetap punya daya tarik lintas generasi.
