Dunia fashion berduka. Giorgio Armani, maestro asal Italia yang dikenal sebagai “Il Signore Armani”, meninggal dunia di usia 91 tahun. Kabar ini dikonfirmasi langsung oleh pihak brand kemarin, yang menyebut sang desainer berpulang dengan tenang di rumahnya.
Armani sebetulnya tengah bersiap merayakan ulang tahun ke-50 brand-nya di Milan Fashion Week bulan ini. Rencananya, ia bakal menampilkan koleksi arsip dan desain baru di Pinacoteca di Brera, bersebelahan dengan karya seni klasik.
Meski sempat sakit dan absen secara fisik di beberapa show terakhir, Armani tetap terlibat penuh sampai detik akhir, bahkan masih turun tangan lewat video call untuk mengatur detail makeup model dan sentuhan akhir busana.
Lebih dari sekadar “raja blazer” dengan tailoring khas yang clean dan palet warna muted, Armani juga dianggap sosok yang merombak aturan main fashion. Ia jadi pionir lifestyle brand modern, dari meluncurkan Armani Casa (2000), membuka hotel di Dubai (2010), sampai bikin hunian branded.
Hebatnya lagi, meski brand-nya sudah mendunia, Armani tetap pegang kendali penuh, tanpa menjual saham ke konglomerat besar.
Show Armani selalu jadi pengalaman mewah: suasana gelap elegan, model melangkah pelan biar tamu bisa nikmati detail tiap busana, hingga sang maestro yang selalu menutup acara dengan navy T-shirt dan celana tailoring ikoniknya.
Kini, kepergian Armani jelas meninggalkan ruang besar di industri fashion. Tapi tim yang ia bentuk sudah dilatih dengan standar tinggi untuk terus menjaga visi dan legacy yang ia tinggalkan.